Psikologi Managemen
Tugas 7 : Makalah PSDM dan MSDM
Psikologi Sumber Daya Manusia dan Management
Sumber Daya Manusia
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu pada
mata kuliah
“Psikologi Manajemen”
Dosen Pengampu:
Rizki Intansari Nugraheni
Disusun Oleh :
Mega Setyorini Putri 15513391
SEMESTER V
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Definisi Psikologi Sumber Daya Manusia
Aamondt (1995) menjelaskan bahwa psikologi
industry dan organisasi dan manajemen sumber daya manusia (human resource) yang
professional termasuk di dalamnya praktik psikologi sumber daya manusia juga
melakukan penelitian pada bidang yang bergerak seperti: ·Teknik penyeleksian
kerja
· Analisa tugas
· Tes psikologi dan kepribadian bagi karyawan
· Evaluasi atau penilaian kinerja
· Absensi dan evaluasi
kerja
Psikologi sumber daya manusia ini membuat
prinsip-prinsip psikologi pada umumnya, masalah belajar, keturunan dan
lingkungan, segi-segi perkembangan manusia, kepribadian, serta pola penyesuaian
sikap dan prilaku. Diharapkan pada setiap kali tatap muka dapat dikembangkan
catatan, pengalaman, dan kegiatan praktis yang dihadapi saat ini maupun yang
akan datang khususnya dilingkungan pekerjaan, sehingga memudahkan pemahaman
terhadap materi yang diberikan. Psikologi dalam sumber daya manusia memiliki
peran sebagai berikut:
1. Terlibat dalam proses input yakni melakukan
rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
2. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang
berorientasi pada produktivitas yakni melakukan pelatihan dan pengembangan,
menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik pengawasan kinerja,
meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan sikap-sikap kerja
yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan.
3. Berfungsi sebagai mediator dalam hal-hal yang berorientasi pada
pemeliharaan yakni melakukan hubungan industrial (pengusaha-buruh-pemerintah),
memastikan komunikasi internal perusahaan berlangsung dengan baik, ikut
terlibat secara aktif dalam penentuan gaji pegawai dan bertanggung jawab atas
dampak yang ditimbulkannya, pelayanan berupa bimbingan, konseling dan therapy
bagi karyawan-karyawan yang mengalami masalah-masalah psikologis
4. Terlibat dalam proses output yakni melakukan penilaian kinerja,
mengukur produktivitas perusahaan, mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
B. Definisi
Managemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah
suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai,
buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi
atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Henry Simamora dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Menurut Henry Simamora dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Menurut A.F. Stoner manajemen sumber
daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk
memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya.
Malayu S.P. Hasibuan, mengartikan
manajemen SDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi, karyawan
dan masyarakat.
Menurut Edwin B. Flippo, manajemen
personalia/SDM adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan atau pegawai, dengan maksud
terwujudnya tujuan organisasi, individu, karyawan dan masyarakat.
Dari keempat definisi menurut para ahli
mengenai Manajemen sumber daya manusia tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Manajemen sumber daya manusia merupakan ilmu yang berhubungan dengan prosedur
yang bersifat kontinum meliputi implementasi perencanaan kerja,
pengorganisasian, pengarahan (pengembangan dan pemeliharaan tenaga kerja) serta
pengawasan (evaluasi kinerja dan kompensasi) terhadap tenaga kerja yang
beraktivitas dalam suatu organisasi atau perusahaan dalam rangka terwujudnya
tujuan organisasi atau perusahaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Perbedaan
Psikologi Sumber Daya Manusia dan Managamen Sumber Daya Manusia
Psikologi
Sumber Daya Manusia
a.Psikologi sumber daya manusia membahas
tentang bagaimana perusahan/ organisasi berbasis pada perilaku, sikap,
motivasi, dan karakter manusia ketika melakukan suatu pekerjaan
b. Dalam psikologi sumber
daya manusia membahas teori mengenai penyedian/ rekrutmen tenaga kerja,
pengembangan karyawan, evaluasi kinerja, efektifitas kerja, dan analusa beban
kerja, kepuasan karyawan, intervensi pengembangan organisasi, kesejahteraan
karyawan, dan lain sebagainya
c.Psikologi sumber daya manusia menganalisis
bagaimana seseorang berperilaku dalam berkerja
Sedangkan Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM):
a. Pada MSDM membahas
tentang perencanaan, pengaturan, pengarahan, dan pengawan terhadap sumber daya
manusia dalam suatu organisasi/ perusahan sehingga mencapai tujuan tertentu
b. Dalam MSDM membahas teori menganai teori
manajemen, pengembangan organisasi, manajemen strategi, perencanaan tenaga
kerja, evaluasi jabatam, manajemen karir, dan lain-lainnya.
c. MSDM mengatur dan mengarahkan SDM pada misi
perusahan, struktur organisasi, mendesain dan mengembangkan SDM dan lain
sebagainya.
B. Relevansi
Ilmu Psikologi dengan Manajemen SDM dan Kontribusi
Keduanya Manajemen Sumber Daya Manusia,
disingkat MSDM merupakan suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur sumber daya
yang dimiliki oleh individu dapat digunakan secara maksimal sehingga tujuan
(goal) menjadi maksimal. Manajemen SDM juga merupakan bidang ilmu manajemen
yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Unsurnya
adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada sebuah lembaga atau organisasi.
Dengan demikian fokus yang dipelajari manajemen sumber daya manusia ini
hanyalah masalah-masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.
Manajemen SDM mempergunakan manusia
sebagai kajian materi yang digunakan dalam disiplin ilmu ini. Manusia merupakan
makhluk yang berperilaku sebab perilaku merupakan manifestasi kejiwaan diri
manusia. Disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan hal tersebut yakni psikologi.
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku yang merupakan manifestasi
kejiwaan manusia. Dengan demikian, kedua disiplin ilmu yakni Manajemen SDM dan
Psikologi memiliki relevansi terkait keduanya sama-sama mengkaji manusia. Hanya
saja, Manajemen SDM mempelajari manusia yang beraktivitas dalam suatu
organisasi atau perusahaan terkait dengan pencapaian tujuan organisasi atau
perusahaan. Selain itu, kajian ilmu psikologi juga akan memberikan kontribusi
terhadap disiplin ilmu Manajemen SDM dalam mempelajari tingkah laku manusia
serta aktivitas di dalam mengelola SDM yang mencakup fungsi perencanaan,
pengorganisasian, serta pengawasan dan pengarahan.
Proses perencanaan, pengorganisasian,
serta pengawasan dan pengarahan sumber daya manusia merupakan hal yang kompleks
sebab manusia mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan dan latar belakang
yang berbeda atau berlainan yang dibawa ke dalam organisasi. Oleh sebab itu,
perlu didukung dengan pengetahuan yang mengkaji komponen-komponen kejiwaan pada
manusia sebagai makhluk yang unik. Pengetahuan yang dimaksud yakni terdapat
dalam kajian ilmu psikologi.
Secara umum, berbagai teori, metode dan
pendekatan Psikologi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang dalam perusahaan.
Salah satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manager HRD menunjukkan
bahwa lebih dari 50% responden menyebutkan Psikologi Industri dan Organisasi
memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan manajemen SDM
(rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan), motivasi
kerja, moral dan kepuasan kerja. 30% lagi memandang hubungan industrial sebagai
area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting PIO pada desain
struktur organisasi dan desain pekerjaan.
Hasil riset tersebut di atas mungkin
hanya menggambarkan sebagian besar area di mana Psikologi dapat berperan. Satu
hal yang belum disebutkan di atas misalnya peran para psikolog dalam menangani
individu-individu yang mengalami masalah-masalah psikologis melalui employees
assistant program (EAP) atau pun klinik-klinik yang dimiliki oleh perusahaan.
Penanganan individu yang mengalami masalah psikologis sangat besar pengaruhnya
terhadap produktivitas dan kinerja perusahaan. Hal tersebut sangatlah wajar
mengingat bahwa perusahaan digerakan oleh individu-individu yang saling
berinteraksi di dalamnya.
Menurut John Miner dalam bukunya
Industrial-Organizational Psychology (1992), peran psikologi dalam perusahaan
dapat dirumuskan dalam 4 bagian, antara lain:
1. Terlibat dalam proses
input yakni melakukan rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan.
2. Berfungsi sebagai mediator
dalam hal-hal yang berorientasi pada produktivitas yakni melakukan pelatihan
dan pengembangan, menciptakan manajemen keamanan kerja dan teknik-teknik
pengawasan kinerja, meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan, menentukan
sikap-sikap kerja yang baik dan mendorong munculnya kreativitas karyawan.
3. Berfungsi sebagai mediator
dalam hal-hal yang berorientasi pada pemeliharaan yakni melakukan hubungan
industrial (pengusaha-buruh-pemerintah), memastikan komunikasi internal
perusahaan berlangsung dengan baik, ikut terlibat secara aktif dalam penentuan
gaji pegawai dan bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkannya, pelayanan
berupa bimbingan, konseling dan therapy bagi karyawan-karyawan yang mengalami
masalah-masalah psikologis
4. Terlibat dalam proses
output yakni melakukan penilaian kinerja, mengukur produktivitas perusahaan,
mengevaluasi jabatan dan kinerja karyawan.
Dari rumusan John Miner tersebut, dapat
ditelaah bahwa psikologi sangat erat kaitannya dengan Manajemen sumber daya
manusia. Hal-hal yang menyangkut penempatan tenaga kerja, pelatihan dan
pengembangan tenaga kerja, pengawasan kinerja, pemeliharaan, serta evaluasi
merupakan komponen-komponen prosedur dalam Manajemen SDM.
3.Tantangan
Utama MSDM
Kajian Hewitt mengidentifikasikan tiga
tantangan utama MSDM, antara lain:
a).Problem keterbatasan tenaga kerja
terampil atau disebut paradoks kapasitas
Asia sebagai kawasan dengan penduduk terpadat di dunia saat ini tengah mengalami keterbatasan dalam pasar tenaga kerja, khususnya ketersediaan tenaga profesional ahli dan talenta. Terbatasnya talenta tenaga kerja yang ahli mengakibatkan krisis kepemimpinan, sehingga menghambat pertumbuhan di banyak organisasi.
Asia sebagai kawasan dengan penduduk terpadat di dunia saat ini tengah mengalami keterbatasan dalam pasar tenaga kerja, khususnya ketersediaan tenaga profesional ahli dan talenta. Terbatasnya talenta tenaga kerja yang ahli mengakibatkan krisis kepemimpinan, sehingga menghambat pertumbuhan di banyak organisasi.
b) Pergeseran norma dan budaya
Selain permasalahan mengenai
keterbatasan talenta tenaga kerja, terdapat pula tantangan lain yakni
pergeseran norma dan budaya. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
individualistisnya tenaga kerja Asia. “Pada masa lalu, pegawai bekerja seumur
hidup di sebuah perusahan. Tapi, saat ini tenaga kerja semakin sering berpindah
kerja dan mencari kesempatan kerja yang lebih baik,” Bell memberi contoh.
c) Perubahan kontrak ketenagakerjaan
Lebih jauh Andrew Bell memaparkan,
dewasa ini terjadi penekanan yang lebih tinggi terhadap kinerja dan orientasi
terhadap pelanggan. Akibatnya, mau tidak mau, perusahaan harus memberikan
karyawan kebebasan, motivasi, keberdayaan dan tantangan yang lebih tinggi dalam
pekerjaan.
BAB
III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
psikologi memberikan kontribusi dalam berjalannya Manajemen SDM dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Organisasi sangat penting dalam sutu perusahaan
demi menjang keseinbangan dalam perusahaan itu. Dalam arti guna berjalanya
perusahaan demi besaing atau bekerja sama dengan perusahaan – perusahaan lain.
psikologi sangat erat kaitannya dengan
Manajemen sumber daya manusia, Hal-hal yang menyangkut penempatan tenaga kerja,
pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, pengawasan kinerja, pemeliharaan,
serta evaluasi merupakan komponen-komponen prosedur dalam Manajemen SDM. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa psikologi memberikan kontribusi dalam
berjalannya Manajemen SDM dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Sumber Referensi