KESEHATAN
MENTAL
“Sejarah Kesehatan Mental, Konsep Sehat dan Perbedaan
Kesehatan Mental Konsep Barat dan Konsep Timur”
Makalah Kesehatan Mental
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Penilaian
Disusun Oleh :
Nama : Mega Setyorini Putri
NPM : 15513391
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
DEPOK
2015
BAB
I
SEJARAH
KESEHATAN MENTAL
Gerakan Kesehatan
Mental berkembang seiring dengan adanya revolusi pemahaman masyarakat mengenai
mental yang sehat dan cara-cara penanganannya, terutama di masyarakat barat.
Adapun tahap-tahapan perkembangan gerakan kesehatan mental, yaitu:
1.1
TAHAP DEMONOLOGI (sebelum abad
pertengahan)
Kesehatan mental
dikaitkan dengan kekuatan gaib, kekuatan spiritual, setan dan makhluk halus,
ilmu sihir, dan sejenisnya. Gangguan mental terjadi akibat kegiatan yang
menentang kekuatan gaib tersebut. Sehingga bentuk penanganannya, tidak ilmiah
dan kurang manusiawi, seperti: upacara ritual, penyiksaan atau perlakuan
tertentu terhadap penderita dengan maksud mengusir roh jahat dari dalam tubuh
penderita.
1.2
TAHAP PENGENALAN MEDIS (4 abad SM –
abad ke-6 M)
Mulai 4 abad SM muncul
tokoh-tokoh bidang medis (Yunani): Hipocrates, Hirophilus, Galenus, Vesalius,
Paracelsus, dan Cornelius Agrippa, mulai menggunakan konsep biologis yang penanganannya
lebih manusiawi. Gangguan mental disebabkan gangguan biologis atau kondisi
biologis seseorang, bukan akibat roh jahat. Mendapat pertentangan keras dari
aliran yang meyakini adanya roh jahat.
1.3
TAHAP SAKIT MENTAL DAN REVOLUSI
KESEHATAN MENTAL
Mulai muncul pada abad
ke-17: Renaissance (revolusi Prancis), dengan tokohnya: Phillipe Pinel.
Mengutamakan: persamaan, kebebasan, dan persaudaraan dalam penanganan pasien
gangguan mental di rumah sakit secara manusiawi. Terjadi perubahan dalam:
pemikiran mengenai penyebab gangguan mental dan cara penanganan dan upaya
penyembuhan. Tokoh - tokoh lain yang mendukung adalah :
a. William Tuke (abad 18), di Inggris: perlakuan
moral pasien asylum
b. Benjamin Rush (1745-1813), di Amerika Serikat:
merupakan bapak kedokteran jiwa Amerika
c. Emil Kraepelin (1855-1926), di Jerman: menyusun
klasifikasi gangguan mental pertama
d. Dorothea Dix (1802-1887), di Amerika: mengajar
dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat miskin dan komunitas
perempuan di penjara
e. Clifford Beers (1876-1943), di Amerika: pengusaha
yang mendirikan gerakan kesehatan mental di Amerika.
1.4
TAHAP PENGENALAN FAKTOR PSIKOLOGIS
(Abad ke-20)
Merupakan Revolusi
Kesehatan Mental ke-2: munculnya pendekatan psikologis (Psikoanalisa) yang
mempelopori penanganan penderita gangguan mental secara medis dan psikologis.
Tokoh utamanya adalah Sigmund Freud, yang melakukan: penanganan hipnose,
katarsis, asosiasi bebas, analisis mimpi. Tujuannya adalah mengatasi masalah
mental individu dengan menggali konflik intrapsikis penderita gangguan mental.
Intervensi tersebut dikenal dengan istilah penanganan klinis (psikoterapi).
5.
TAHAP MULTIFAKTORIAL
Mulai berkembang
setelah Perang Dunia II. Kesehatan mental dipandang tidak hanya dari segi
psikologis dan medis, tetapi melibatkan faktor interpersonal, keluarga,
masyarakat, dan hubungan sosial. Interaksi semua faktor tersebut diyakini mempengaruhi
kesehatan mental individu dan masyarakat. Merupakan Revolusi ke-3 Gerakan
Kesehatan Mental dengan tokohnya: Whittingham Beers (buku ”A Mind That Found
Itself”), William James, dan Adolf Meyer. Menurut pandangan ini, penanganan
penderita gangguan mental, lebih baik dilakukan sejak tahap pencegahannya,
yaitu:
a. pengembangan perbaikan dalam perawatan dan terapi
terhadap penderita gangguan mental
b. penyebaran informasi yang mengarah pada sikap
inteligen dan humanis pada penderita gangguan mental
c. mengadakan
riset terkait
d. mengembangkan
praktik pencegahan gangguan mental.
Adapun organisasi terkait yang
berkembang, antara lain: Society for Improvement The Condition of The Insane
(London-1842) dan American Social Hygiene Association (AS-1900).
BAB
II
KONSEP
SEHAT
Sehat (Health) secara
umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna)
baik secara fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit
atau keadaan lemah. Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan No. 23/ 1992 menyatakan
bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan
setiap manusia untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomis. World
Health Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan
kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan
untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan
menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.
2.1 Sehat
Sebagai Kontinum
Kondisi sehat dan sakit
pada manusia merupakan suatu kontinum, sehingga sangat sulit memberikan batasan
yang jelas saat melakukan evaluasinya. Akan tetapi, mengamati fenomena
tersebut, maka diyakini taraf kesehatan seseorang dapat ditingkatkan bahkan
dioptimalkan. Hal inilah yang mendasari Gerakan Kesehatan Mental dewasa ini.
Tidak hanya memandang bagaimana seseorang sembuh dari sakitnya, tetapi
bagaimana meningkatkan taraf kesehatan seseorang menjadi lebih optimal.
2.2 Individu
Yang Sehat Mental
Pribadi
yang normal/ bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang kuat
& bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma &
pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal & intersosial
yang memuaskan (Kartono, 1989). Sedangkan menurut Karl Menninger, individu yang
sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri,
menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain,
serta memiliki sikap hidup yang bahagia. Saat ini, individu yang sehat mental
dapat dapat didefinisikan dalam dua sisi, secara negative dengan absennya
gangguan mental dan secara positif yaitu ketika hadirnya karakteristik individu
sehat mental. Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada kondisi
atau sifat-sifat positif, seperti: kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang positif, karakter
yang kuat serta sifat-sifat baik/ kebajikan (virtues) (Lowenthal, 2006).
BAB III
Perkembangan Kesehatan
Mental Konsep Barat
dan Konsep Timur
3.1.1
Model Barat
3.1.1
Model Biomedis (Fruend, 1991)
Dipengaruhi oleh filosofi Yunani
(Plato&Aristoteles). Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ditambah dengan
perkemb biologi, penyakit dan kesehatan semata-mata dihubungkan dgn tubuh saja.
Semboyan: “Men Sana In Corpore Sano”.
Memiliki 5 asumsi: (Freund, 1991)
l Terhadap
perbedaan nyata antara tubuh dan jiwa shg penyakit diyakini berada pada satu
bagian tubuh tertentu.
l Penyakit
dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh.
l Penyakit
disebabkan oleh suatu penyebab khusus yang secara potensial dapat diidentifikasi.
l Tubuh
seperti sebuah mesin.
l Tubuh
adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.
3.1.2
Model Psikiatris (Helman, 1990)
Penggunaan
berbagai model untuk menjelaskan penyebab gangg mental. Model organik:
menekankan pada perubahan fisik dan biokimia di otak.
Model psikodinamik: berfokus pada faktor
perkembangan dan pengalaman.
Model behavioral: psikosis terjadi
karena kemungkinan2 lingkungan.
Model sosial: menekankan gangg dalam
konteks performansnya.
3.1.3
Model Psikosomatis (Tamm, 1993)
Muncul karena ketidakpuasan dengan model
biomedis.Dipelopori oleh Helen Flanders Dunbar (1930-an)
Tidak ada penyakit fisik tanpa disebabkan oleh anteseden emosional dan
sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom
somatik.
Penyakit
berkembang melalui saling terkait secara b’kesinambungan antara faktor fisik
dan mental yang saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan yang
kompleks.
3.2
Model Timur
Bersifat
lebih holistik (Joesoef, 1990).
1.
Holistik sempit
Organisme
manusia dilihat sbg suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling
terkait dan saling tergantung.
2.
Holistik luas
Sistem
tersebut merupakan suatu bagian integral dari sistem2 yang lebih luas, dimana
orginasme individual berinteraksi terus menerus dengan lingkungan fisik dan
sosialnya, yaitu tetap terpengaruh oleh lingkungan tapi jg bisa m’ngaruhi dan
mengubah lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
fakhrurrozi.staff.gunadarma. ac.id/Downloads/files/24029/ KesMen.ppt (Di
unduh pada tanggal 25 Maret 2015 17.05 WIB)
Dewi, Kartika Sari.
2012. Kesehatan Mental, Semarang :
UPT UNDIP Proses Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar