Psikoterapi
TUGAS
PSIKOTERAPI
CONTOH
KASUS DAN PENYELESAIAN
PENDEKATAN
HUMANISTIK
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Disusun Oleh :
3 PA 11
Mega Setyorini Putri 15513391
1 A. Pengantar Humanistik
Definisi
Humanistik
Humanistik adalah aliran dalam psikologi
yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan
psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi
manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.
Permasalahan ini dirangkum dalam lima
postulat psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
a. Manusia
tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen
b. Manusia
memiliki konteks yang unik di dalam dirinya
c. Kesadaran
manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain
d. Manusia
mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab
e. Manusia
bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas
Pendekatan humanistik ini mempunyai
akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard,
Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Humanistik mengatakan bahwa manusia
adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya aktif,
punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu, walaupun dalam penelitian
boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagaian-bagian jiwa manusia, namun
dalam penyimplannya, manusia harus dikembalikan dalam kesatuan yang utuh. Pandangan
seperti ini adalah pandangan yang holistik. Selain itu manusia juga harus
dipandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, pengembangan
pribadinya, perbedaan-perbedaan individunya dan dari sudut kemanusiaannya itu
sendiri. Karena itu psikologi harus memasuki topik-topik yang tidak dimasuki
oleh aliran psikoanalisa dan behavior seperti cinta, kreativitas, pertumbuhan,
aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor, makna, kebencin, agresivitas,
kemandirian, tanggung jawab dan sebagainya. Pandangan ini disebut pandangan
humanistik.
Humanistik menjelaskan adanya
keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang
pesimisme dan keputusan pandangan pskoanalisa dan konsep kehidupan “robot”
pandangan behaviorisme. Humanistik yakin bahwa manusia memiliki di dalam
dirinya potensi untuk berkembang sehat serta kreatif, dan jika orang mau
menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya,
mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah dan tekanan sosial
lainnya.
2.Konsep-Konsep
Utama
Psikologi eksistensial humanistik
berfokus pad kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikao yang
menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu sistem teknik-tekni yang
digunakan untuk mempengaruhi klien. Oleh karena itu, pendekatan eksistensial
humanistik bukan suatu aliran tepai, bukan pula suatu teori tunggal yang
sistematik. Pendekatan terapi eksisensial juga bukan suatu pendekatan terapi
tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan
yang kesemuanya berlandaskan konsep konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
a. Kesadaran
diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk
menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang
memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri
itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang
itu. Kesanggupan untuk memilih alternative – alternatif yakni memutuskan secara
bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada
manusia.
b. Kebebasan,
tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung
jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia.
Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas
keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati.
Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang,
sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia
memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi – potensinya.
c. Penciptaan
Makna
Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia
berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan
memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk
berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia
adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna
dapat menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian. Manusia juga
berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi – potensi
manusiawinya sampai taraf tertentu.
3.Fungsi
dan Peran Terapis
Tugas
utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam-dunia. Teknik
yang digunakan mengikuti alih-alih mendahului pemahaman. Karena menekankan pada
pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keluwesan
dalam menggunakan metode-metode, dan prosedur yang dgunakan oleh mereka bisa
bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi
juga dari satu fase ke fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.
Buhler
dan Allen (1972) sepakat bahwa psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap
hubungan manusia alih-alih sistem teknik. Menurut Buhler dan Allen, para ahli
psikolog humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut:
a. Mengakui
pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
b. Menyadari
peran dan tanggung jawab terapis
c. Mengakui
sifat timbal balik dari hubungan teurapetik
d. Berorientasi
pada pertumbuhan
e. Menekankan
keharusan terapis terlibat dengan klien sebaga suatu pribadi yang menyeluruh
f. Mengakui
bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien
g. Bekerja
ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien
h. Mengakui
kebebasan klien untuk mengungkap pandangan dan untuk mengembangkan
tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
Contoh Kasus :
Chalista adalah siswa SMA kelas II yang sangat aktif
dalam berbagai ekstrakulikuler. Chalista mengikuti 4 ekstrakulikuler yang
berbeda, dan setiap kegiatan yang dibuat dalam organisasinya ia selalu
dipercaya menjadi panitia utama. Bahkan chalista menjadi ketua dalam organisasi
Palang Merah Remaja, selain itu dalam ekstrakulikuler lain pun ia menjadi bagian
struktur organisasi, seperti menjadi ketua angkatan, sekretaris dan juga tim
utama dalam paduan suara. Chalista sangat bersemangat dan selalu memberikan
yang terbaik dalam setiap kegiatan organisasinya tersebut.
Namun,
dibalik keaktifannya dalam berbagai organisasi menyebabkan ia harus mengurangi
dan sering izin dalam pelajaran sekolah. Hingga suatu hari dalam pembagian
raport orangtua chalista terkejut karena nilai-nilainya banyak yang turun dan
juga peringkatnya dikelas sangat jauh dibanding ketika SMP. Suatu hari Chalista
mengatakan keinginannya untuk menambah ekstrakulikuler kepada sang ibu, namun
tidak mendapat perizinan tetapi tidak diindahkan oleh Chalista, ia tetap
menambah ekstakulikulernya. karena sang ibu khawatir akhirnya Chalista diajak ke
psikolog untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.
Penanganan
:
Penanganan
yang tepat untuk Chalista menurut saya adalah dengan menggunakan pendekatan
Humanistik, yaitu dengan melakukan Client
Center Therapy (CCT).
Pendekatan
client centered therapy difokuskan
pada tanggung jawab dan kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi
kenyataan secara lebih penuh. Klien sebagai orang yang paling mengetahui
dirinya sendiri, adalah orang yang harus menemukan tingkah laku yang lebih
pantas bagi dirinya.
Pada awal konseling konselor membangun
kepercayaan dengan klien dengan menjalin hubungan yang baik dan menyakinkan
kepada klien bahwa apa pun rahasia yang akan dia ungkapkan akan dijamin
kerahasiaannya. Setelah klien yakin dan percaya, ia akan menceritakan
masalahnya, dan tugas konselor adalah mendengarkan dengan baik masalah yang
sedang dihadapi klien. Selama proses konseling, konselor tidak memberikan
saran-saran atau masukan kepada klien dalam pengambilan keputusan. Konselor
hanya memberikan gambaran singkat dan tidak menjurus mengenai apa yang akan
menjadi pilihan klien dan dihubungkan dengan permasalahan yang klien hadapi.
Tugas konselor hanyalah memberikan support dan dukungan terhadap apa yang
menjadi pilihan klien. Keputusan terakhir untuk menentukan ada di tangan klien,
karena klien sendiri yang memahami dirinya sendiri dan apa yang terbaik untuk
dirinya.
Daftar Pustaka
Corey,
G. (2007). Teori dan peraktek konseling
& psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama